Timnas San Marino pertama kali melakoni pertandingan resmi tahun 1990 silam. Sejak itu, tim berjuluk La Serenissima itu hanya bisa meraih satu kemenangan.
Satu-satunya kemenangan itu pun tidak terjadi di laga kompetitif. San Marino membukukan kemenangan tersebut saat beruji coba dengan sesama tim lemah, Liechtenstein, 28 April 2004.
Kemenangan pertama dalam kurun waktu 14 tahun itu terukir di Stadion Olimpico di Serravalle. Stadion tersebut jadi saksi bisu kemenangan San Marino yang ditentukan lewat gol semata wayang salah satu striker terbaik yang pernah mereka miliki, Andy Selva.
Selva yang pernah memperkuat Verona merupakan pemain dengan caps terbanyak yakni 74 kali. Selain itu, penyerang kelahiran Roma menjadi pemegang catatan gol terbanyak sepanjang masa dengan torehan delapan gol.
Di luar hasil lawan Liechtenstein, San Marino lebih akrab dengan kekalahan. Dari 168 laga yang sudah dilakoni, San Marino menelan 162 kekalahan, lima kali imbang, dan satu kali menang.
Catatan memasukan dan kebobolan tim yang kini diasuh Franco Varella itu juga jauh dari kata impresif. Sejak tahun 1990, San Marino baru mencetak 24 gol dan sudah kebobolan 720 gol.
Dengan jumlah kebobolan sebanyak itu, tak heran San Marino kerap jadi lumbung gol tim-tim lawan. Bahkan, negara dengan populasi 33 ribu jiwa itu pernah dicukur Jerman dengan skor 0-13 di Kualifikasi Piala Eropa 2008 tahun 2006 silam.
Banyaknya jumlah kekalahan yang diderita San Marino tidak mengherankan. Hal ini dikarenakan mayoritas penggawa timnas San Marino adalah pemain semi profesional.
Mereka harus membagi fokus antara pekerjaan sehari-hari mereka dengan bermain bola. Praktis hanya segelintir pemain yang bisa sepenuhnya jadi pemain profesional, salah satunya Selva.
"Perbedaan besar antara San Marino dan negara-negara lain yaitu saya dan pemain-pemain saya memiliki pekerjaan selain juga bermain sepak bola. Kami berlatih di malam hari [setelah bekerja]. Sebuah prestasi luar biasa bagi kami bermain sepak bola di level internasional.
Baca juga :
Karena populasi negara kami hanya 33 ribu," kata Giampaolo Mazza, mantan pelatih timnas San Marino saat diwawancara The Guardian tahun 2013.
Mengacu ranking FIFA per April 2020, San Marino menempati posisi ke-209. San Marino hanya satu tingkat lebih baik dari Anguilla yang menempati posisi paling puncit dalam ranking FIFA dilansir oleh Fila4D
Mengacu ranking FIFA per April 2020, San Marino menempati posisi ke-209. San Marino hanya satu tingkat lebih baik dari Anguilla yang menempati posisi paling puncit dalam ranking FIFA dilansir oleh Fila4D
0 Komentar